it's me!

Selasa, 01 Maret 2011

tugas 2 "perilaku konsuman"

Apa yang dimaksud Perilaku Konsumen??
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Pengertian perilaku konsumen menurut Philip Kotler adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya,Sedangkan menurut Etat Swan pengertian dari perilaku konsumen adalah evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan/ pemakaiannya
Pelanggan merasa puas kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau harapan mereka terlampaui. Pelanggan yang puas cenderung tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan harga dan pembicaraannya menguntungkan perusahaan.

Seorang konsumen dalam memilih sesuatu mempunyai beberapa factor penting untuk memilih suatu barang/benda yang akan dipilihnya,beberapa faktornya sebagai berikut :
1. tingkat pendapatan seseorang
2. jenis/ukuran yg dibutuhkan
3. tingkat kebutuhan
4. efektifitas
Teori pendekatan konsumen terdapat 2 macan yaitu pendekatan konsumen Ordinal dan pendekatan konsumen Kardinal.
1.Pendekatan Konsumen Oridinal
Pendekatan konsumen Ordinal adalah pendekatan yang daya guna suatu barang
tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan
tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah :

1.Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya
2.Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering
3.Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya.
Kelemahan pendekatan konsumen ordinal yaitu terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dari satu kepuasan.Pada umunya kenyataan pengukuran semacam ini sulit untuk dilakukan karena tidak flexible dan jarang dilakukan.
2.Pendekatan Konsumen Kardinal
Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek yang menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati

Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal

Pada pendekatan Kardinal terdapat beberapa asumsi yang dapat digunakan untuk menunjukan bahwa tingka konsumennya,yaitu :

1. Konsumen Rasional, konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
2. Diminshing marginal utility, tambahan utilitas yang diperoleh konsumen makin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas tersebut
3. Pendapatan konsumen tetap
4. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap
Dan juga asumsi dasar dari Pendekatan Konsumen Kardinal adalah :

a) Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
b) Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan
c) Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan
d) Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.

.Pengertian Elastisitas
Secara sederhana elastisitas dapat diartikan sebagai derajat kepekaan suatu
gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi lain. Pengertian lain elastisitas
dapat diartikan sebagai tingkat kepekaan perubahan kuantitas suatu barang yang
disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor lain.
Ukuran yang dipakai untuk mengukur derajat kepekaan digunakan rasio/
perbandingan persentase perubahan kuantitas barang yang diminta atau barang
yang ditawarkan dengan persentase perubahan faktor-faktor yang menyebabkan
kuantitas barang itu berubah. Penyebab kuantitas suatu barang yang diminta/ ditawarkan bisa berubah dapat dikelompokkan dalam tiga hal :
a. Harga barang itu sendiri
b. Harga barang lain
c. Income atau pendapatan.
Jika dikaitkan dengan penyebab kuantitas suatu barang bisa berubah, maka
kita mengenal 3 (tiga) macam elastisitas, yaitu :
a. Elastisitas Harga (Price Elasticity), membahas perbandingan/ratio
persentase perubahan kuantitas suatu barang yang diminta atau yang
ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri.
b. Elastisitas Silang (Cross Elasticity), membahas perbandingan/ratio
persentase perubahan kuantitas suatu barang (barang X) yang diminta
atau yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang lain
(barang Y).
c. Elastisitas Pendapatan/Income, membahas perbandingan/ratio persentase
perubahan kuantitas suatu barang yang diminta atau yang ditawarkan
dengan persentase perubahan income/pendapatan.
Dari ketiga macam elastisitas di atas, kita hanya akan mempelajari secara
mendalam pada elastisitas harga saja. Elastisitas harga bisa dibedakan menjadi
2 (dua) macam :
a. Elastisitas Harga dari Permintaan (Price Elasticity of Demand) atau yang
lebih dikenal sebagai Elastisitas Permintaan.
b. Elastisitas Harga dari Penawaran (Price Elasticity of Supply) atau lebih
dikenal dengan Elastisitas Penawaran.

2. Elastisitas Permintaan
Sebagaimana kita ketahui pada umumnya konsumen peka/sensitive
terhadap perubahan harga. Ketika terjadi perubahan harga (baik harga naik
atau harga turun) akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian.
Ukuran kepekaan konsumen inilah yang disebut dengan Elastisitas Harga dari
Permintaan atau sering disebut Elastisitas Permintaan disimbolkan Ed.
a. Pengertian Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan (Ed) diartikan sebagai derajat kepekaan
perubahan kuantitas barang yang diminta yang disebabkan karena
perubahan harga barang itu sendiri. Pengertian lain, Elastisitas permintaan
sering diartikan sebagai perbandingan persentase perubahan kuantitas
barang yang diminta dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri.
Besar kecilnya elastisitas permintaan diukur dengan tingkat Koefisien
Elastisitas.
b. Jenis-jenis Elastisitas Permintaan.
Berdasarkan besar kecilnya tingkat koefisien elastisitas permintaannya,
elastisitas permintaan dapat dibedakan menjadi 5 (lima) macam:
1) Permintaan Inelastis Sempurna (Ed = 0)
Permintaan Inelastis Sempurna terjadi jika tidak ada perubahan jumlah
yang diminta meskipun ada perubahan harga, atau Qd = 0, meskipun P
ada. Secara matematis %Qd = 0, berapapun %P. Dengan kata lain
perubahan harga sebesar apapun sama sekali tidak berpengaruh terhadap
jumlah yang diminta. Kasus permintaan inelastis sempurna terjadi bila
konsumen dalam membeli barang tidak lagi memperhatikan harganya,
melainkan lebih memperhatikan pada seberapa besar kebutuhannya.
Contoh: Pembelian Garam dapur oleh suatu keluarga atau pembelian Obat
ketika sakit. Konsumen membeli garam atau obat lebih mempertimbangkan
berapa butuhnya, bukan pada berapa harganya.
2) Permintaan Inelastis (Ed < 1) Permintaan Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu berpengaruh terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain kalau persentase perubahan jumlah yang diminta relatif lebih kecil dibanding persentase perubahan harga. Secara matematis %Qd < %P. Permintaan Inelastis atau sering disebut Permintaan yang tidak peka terhadap harga, misal harga berubah naik 10% maka perubahan permintaannya akan turun kurang dari 10%. Elatisitas kurang dari satu biasanya terjadi pada barang-barang kebutuhan pokok seperti beras, gula, pupuk, bahan bakar dan lain-lain. 3) Permintaan Elastis Uniter (Ed = 1) Permintaan Elastis Uniter kalau perubahan harga pengaruhnya sebanding terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain persentase perubahan jumlah yang diminta sama dengan persentase perubahan harga. Jadi kalau harga berubah turun sebesar 10% maka kuantitas yang diminta juga akan berubah dalam hal ini akan naik sebesar 10%. Secara matematis %Qd = %P. Permintaan yang elastis uniter atau yang elastis proporsional atau yang Ed tepat = 1 sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, kalaupun terjadi sebenarnya hanyalah secara kebetulan. 4) Permintaan Elastis (Ed > 1)
Permintaan Elastis kalau perubahan harga pengaruhnya cukup besar
terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain
persentase perubahan jumlah yang diminta relatif lebih besar dari
persentase perubahan harga. Jadi kalau harga turun 10% maka kuantitas
barang yang diminta akan mengalami kenaikan lebih dari 10%. Secara
matematis %Qd > %P. Permintaan yang elastis atau atau peka terhadap
harga (Ed >1) dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya terjadi
pada barang-barang mewah, seperti mobil, alat-alat elektronik, pakaian
pesta dan lain-lain.
5) Permintaan Elastis Sempurna (Ed = )
Permintaan Elastis Sempurna terjadi jika ada perubahan jumlah yang
diminta meskipun tidak ada perubahan harga, atau Qd = Ada perubahan,
meskipun P = 0 (Tidak ada perubahan harga). Secara matematis %Qd
= Ada, %P = 0. Kasus permintaan elastis sempurna terjadi pada bila
permintaan suatu barang dapat berubah-ubah meskipun harga barang
tersebut tetap. Contoh kasus ini bisa terjadi pada berbagai produk, yang
jelas kalau permintaan akan produk tersebut bisa berubah-uabah walaupun
harga produk itu tetap.
3. Elastisitas Penawaran
Sebagaimana kita ketahui pada umumnya konsumen sensitive terhadap
perubahan harga, tetapi disisi lain produsenpun sensitive terhadap perubahan
harga. Ketika terjadi perubahan harga (baik harga naik atau harga turun) akan
mempengaruhi keputusan produsen dalam berproduksi. Ukuran kepekaan
produsen terhadap perubahan harga inilah yang disebut dengan Elastisitas Harga
dari Penawaran atau sering disebut Elastisitas Penawaran disimbolkan Es.
a. Pengertian Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (Es) diartikan sebagai derajat kepekaan
perubahan kuantitas barang yang ditawarkan yang disebabkan karena
perubahan harga barang itu sendiri. Pengertian lain, Elastisitas penawaran
sering diartikan sebagai perbandingan persentase perubahan kuantitas
barang yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang itu
sendiri. Besar kecilnya elastisitas penawaran diukur dengan tingkat Koefisien
Elastisitas Penawaran.
b. Jenis-jenis Elastisitas Penawaran
Berdasarkan besar kecilnya tingkat koefisien elastisitas
penawarannya, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 (lima)
macam :
1) Penawaran Inelastis Sempurna (Es = 0)
Penawaran Inelastis Sempurna terjadi jika tidak ada perubahan jumlah
yang ditawarkan meskipun ada perubahan harga, atau Qs = 0, meskipun
P ada. Secara matematis %Qs = 0, berapapun perubahan dalam %P.
Dengan kata lain perubahan harga sebesar apapun sama sekali tidak
berpengaruh terhadap jumlah yang ditawarkan.
Kasus penawaran inelastik dalam kenyataan agak sulit ditemui dalam
kehidupan sehari-hari, kalaupun ada biasanya pada produk/barang-barang
hasil pertanian misalnya jumlah produksinya sudah tidak mungkin ditambah
atau sulit ditambah walaupun harga terus-menerus menaik. Jumlah
penawaran kelapa di suatu daerah ketika musim kemarau sangat sedikit
dan tergantung/dipengaruhi dari faktor alam, walaupun harga tinggi maka
jumlah yang ditawarkan tetap relatif terbatas.
2) Penawaran Inelastis (Es < 1) Penawaran Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu berpengaruh terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Dengan kata lain kalau persentase perubahan jumlah yang ditawarkan relatif lebih kecil dibanding persentase perubahan harga. Secara matematis %Qs < %P. Penawaran Inelastis atau sering disebut Penawaran yang tidak peka terhadap harga, misal harga berubah naik 10% maka perubahan penawarannya akan naik kurang dari 10%. Elatisitas penawaran kurang dari satu biasanya terjadi pada barang-barang hasil pertanian, karena barang-barang produk pertanian tidak mudah untuk menambah atau mengurangi produksinya dalam jangka pendek. 3) Penawaran Elastis Uniter (Es = 1) Penawaran Elastis Uniter kalau perubahan harga pengaruhnya sebanding terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Dengan kata lain persentase perubahan jumlah yang ditawarkan sama dengan persentase perubahan harga. Jadi kalau harga berubah turun sebesar 10% maka kuantitas yang ditawarkan juga akan berubah dalam hal ini akan turun sebesar 10%. Demikian juga kalau harga naik 10% maka jumlah barang yang dtawarkan akan naik sebesar 10%. Secara matematis %Qd = %P. Penawaran yang elastis uniter atau elastis proporsional atau Es tepat = 1 sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, kalaupun terjadi sebenarnya hanyalah secara kebetulan. 4) Penawaran Elastis (Es > 1)
Penawaran Elastis kalau perubahan harga pengaruhnya cukup besar
terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Dengan kata lain
persentase perubahan jumlah yang ditawarkan relatif lebih besar dari
persentase perubahan harga. Jadi kalau harga turun 10% maka kuantitas
barang yang ditawarkan akan mengalami penurunan lebih dari 10%, dan
sebaliknya kalau harga naik 10% maka kuantitas barang yang ditawarkan
akan mengalami kenaikkan lebih dari 10%. Secara matematis %Qd >
%P. Penawaran yang elastis atau peka terhadap harga (Es >1) dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya terjadi pada barang hasil
industri yang mudah ditambah atau dikurangi produksinya.
5) Penawaran Elastis Sempurna (Ed = )
Penawaran Elastis Sempurna terjadi jika ada perubahan jumlah yang
ditawarkan meskipun tidak ada perubahan harga, atau Qs = Ada
perubahan, meskipun P = 0. Secara matematis %Qs = Ada, %P = 0.
Kasus penawaran elastis sempurna terjadi pada bila penawaran suatu
barang dapat berubah-ubah meskipun harga barang tersebut tetap. Contoh
kasus ini bisa terjadi pada berbagai produk, yang jelas kalau penawaran
akan produk tersebut bisa berubah-ubah walaupun harga produk itu tetap,
sehingga kurva penawarannya sejajar dengan sumbu X atau Q.

SUMBER : GOOGLE.COM

1 komentar: